Minggu, 02 Maret 2014

Pemahaman Mengenai Etika dalam Berbisnis

Dalam berwirausaha, apa pun juga bisnis yang Anda tekuni, ingatlah bahwa usaha yang langgeng adalah usaha yang dijunjung oleh nilai-nilai etika. Berbagai studi menemukan, perusahaan-perusahaanyang tumbuh menjadi besar bukanalah perusahan yang diawali oleh manajer-manajer hebat yang digaji mahal atau dibangun oleh pendiri yang luar biasa. Juga bukan spirit kewirausahaan gila-gilaan dengan keberanian luar biasa. Demikian juga bukan modal kuat atau kecerdasan para pendirinya.
Perusahan yang tumbuh menjadi besar justru dimulai dari orang-orang biasa yang sedari awal memegang teguh nilai-nilai moral dan etika. Mereka menjaga kepercayaan dan tidak sembarangan dalam kata-kata, apalagi dalam bertindak. Mereka bekerja dengan tata nilai dan merekut orang dengan melihat nilai-nilai yang dianutnya. Mereka menanamkan nilai-nilai yang sehat sedari awal.
Apakah yang dimaksud dengan etika? Beberapa sumber menyebut etika sebagai suatu pedoman untuk mendapatkan hidup yang berniai atau bermartabat. Untuk itulah, etika memberikan petunjuk tindakan-tindakan apa yang benar dan apa yang salah. Menurut the World Book Ecyclopedia (2008), etika mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang benar dan salah dengan menggunakan metode “reasoning”, bukan benar-salah menurut kepercayaan atau tradisi.
Oleh karena itu, selalu ada “reason” (alasan) mengapa kita harus memegang teguh etika. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini dan lihat apa yang akan Anda dpatkan kalau Anda konsisten menjalankan apa yang Anda katakana (Maxwell, 1982).
Apa yang saya katakan
Apa yang saya lakukan
Apa yang mereka kerjakan
-       Saya berkata kepada karyawan  :
“Datanglah ke kantor tepat waktu
-       Saya tiba tepat waktu
-       Mereka datang tepat waktu
-       Saya berkata kepada karyawan
“Bersikaplah positif”
-       Saya menunjukkan siap positif
-       Mereka berperilaku positif
-       Saya berkata kepada karyawan
“Utamakan pelanggan”
-       Saya mendahulukan konsumen
-       Mereka mengutamakan konsumen

Sekarang, apa jadinya kalau hal yang saya lkuakna berbeda dengan yang saya ucapkan seperti berikut ini :
Apa yang saya katakan
Apa yang saya lakukan
Apa yang mereka kerjakan
-       Saya berkata kepada karyawan  :
“Datanglah ke kantor tepat waktu
-       Saya selalu terlambat  
-       Beberapa karyawan akan tepat waktu dan yang lainnya tidak
-       Saya berkata kepada karyawan
“Bersikaplah positif”
-       Saya menjalankan perilaku negative
-       Hanya beberapa orang yang positif, selebihnya berperilaku negative
-       Saya berkata kepada karyawan
“Utamakan pelanggan”
-       Saya mengutamakan diri saya lebih dahulu
-       Hanya beberapa orang yang mendahulukan pelanggan, yang lainnya tidak.

Ketika manajemen Adam Air mengurangi anggaran maintenance, pasti mereka mempunyai alasan. Bagi sebagian besar Low Cost Carrier (LCC) seperti Adam Air, “cost is the enemy”. Mereka tidak ingim memelihara cost, apalagi fixed cost (biaya tetap). Karena mengjear penumpang dalam jumlah besar (volume), maka harga tiket pesawat harus murah. Supaya harga tiketnya murah, maka struktur biayanya (cost) harus dibuat rendah. Hanya saja, apakah biaya yang ditekan itu masih bias menjamin keselamatan penumpang?
Itu baru dari sisi perusahaan. Bagaimana dari sis pengawasan keselamatan penerbangan? Apakah dengan mengetahui hal-hal di atas aparatur pemerintah layak mendiamkannya? Apa alasan mereka mendiamkannya? Selalu ada alasan mengapa seseorang mengambil tindakan A dan bukan B. peter Koestenbaum (2002) mebmeri formula untuk memahmi etika sebagai “melayani sesama”.
Karena keberadaan kita ditentukan oleh adanya orang alin, maka janganlah melaukan sesuatu pada (untuk) orang lain atas apa yang kita sendiri tidak senang menerimanya. Misalnya, Anda tak senang tertipu, maka janglah melakukan penipuan pada orang lain.
Melayani sesame juga berarti anda mau melihat dari kacamata orang lian. Masuklah dalam alam berpikir orang lain (another person’s point of view) dan liahtlah apakah perbuatan anda menyenangkan atau tidak.
Sering kali, orang tidak menyadari bahwa perbuatnya akan mencelakan orang lain sebelum waktunya tiba. Awalnya, anda akan merasa tidak ada masalah. Anda menekan biaya, konsumen anda senang, anda pun meraih keuntungan. Namun, lihatlah apa akibatnya daalm rentang waktu yang lebih panjang. Apakah tidakan Anda akan mencelakan keselamatan pelanggan-pelanggan Anda?
Dalam konteks yang lebih luas “melayani sesame” juga berarti Anda menjadi seorang yang lebih dari orang yang mengembangkan orang lain (karyawan). Anda berarti menjadi mentor atau guru yang membantu karyawan-karyawan anda menemukan hidupnya, melepaskan belenggu-belenggu mereka dan membuat hidup mereka lebih bermakna, lebih bernilai.
Sekali lagi, bekerjalah dengan tata nilai. Bangulah nilai-nilai dan terapkan dalam hidup anda, dalam usaha yang anda bangun. Janganlah melakukan sesuatu pada orang lain hal yang anda sendiri tidak ingin mengalaminya.


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

 
SELAMAT DATANG DI AXSIONnew SALING BERBAGI INFORMASI DAN REFERENSI DUNIA ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN INFORMASI DAN PEMBELAJARAN YANG LAINNYA TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA TERUS KUNJUNGI SITUS KAMI UNTUK DAPATAKAN ARTIKEL YANG TERUPDATE JUGA BERMANFAAT UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN ANDA JANGAN LUPA BERIKAN KOMENTAR TERBAIK ANDA KEPADA KAMI AGAR KAMI BISA TERUS BERIKAN LAYANAN YANG TERBAIK UNTUK ANDA TERIMAKASIH SALAM AXSIONnew SALING BERBAGI